Kamis, 01 September 2011

Es Pisan Ijo




  • Untuk mengembalikan energi setelah berpuasa,  menyantap kudapan manis sangat dianjurkan. Es pisang hijau bisa menjadi pilihan pelepas dahaga setelah seharian berpuasa. Tidak perlu membeli, karena kudapan ini mudah dibuat dan bahannya mudah didapat. Anda ingin mencoba di rumah?
    Es Pisang Hijau Special
    Bahan Dadar:
    200 g tepung terigu
    25 g tepung beras
    25 g tepung kanji
    300 ml santan dari 1 butir kelapa
    ½ sdt garam halus
    Air daun suji:
    100 ml air
    10 lembar daun suji
    3 lembar daun pandan
    Bahan isi:
    6  buah pisang raja, kupas

Jumat, 03 Desember 2010

Impian Bocah Yang Terwujud Jadi Pengusaha Kaya

CARLOS Slim Helu (70) kini menjadi orang terkaya di dunia versi 2010 menurut majalah majalah Forbes. Slim menerima buku cek pertama pada usia 12 tahun. Dari cek itu, Slim merintis sebuah kerajaan yang dia idam-idamkan.

Impian bocah asal Meksiko blasteran Lebanon itu terwujud. Slim benar-benar telah memiliki kerajaan bisnis, diantaranya perusahaan telekomunikasi Telefonos de Mexico (Telmex) dan operator telepon selular, America Movil. Dia pun memiliki firma pusat perbelanjaan Grupo Sanborns, serta banyak perusahaan lain dalam Carso Group yang mempekerjakan sekitar 210.000 orang di Meksiko.

Saat ini, Slim memiliki aset 53,5 miliar atau sekitar Rp 500 triliun. Dengan demikian, dia merebut posisi pendiri Microsoft, Bill Gates, sebagai orang terkaya di dunia tahun ini versi Forbes. Gates sendiri harus puas dengan posisi kedua dengan aset senilai 53 miliar dolar.

Berdasarkan laman situs resminya, putra imigran Lebanon bernama Julián Slim Haddad itu lahir di Kota Mexico City, 28 Januari 1940. Walau sudah memiliki bakat bisnis sejak belia, Slim harus memenuhi tuntutan orang tua, yaitu sekolah hingga sarjana. Setelah lulus dengan gelar Sarjana Teknik Sipil dari National Autonomous University of Mexico School of Engineering, Slim kemudian serius menekuni bisnis yang menjadi bakatnya.

Bisnis Slim pun terus berkembang sehingga membawa dia menjadi konglomerat. Sekarang, Slim tidak lagi ikut campur dalam manajemen karena sebagian besar perusahaan karena diambil alih oleh anak-anak serta menantunya. Namun, Slim tetap aktif menentukan strategi bagi ekspansi bisnis perusahaan, dalam kegiatan kemanusiaan, konstruksi jalan dan bangunan, dan dalam mendapatkan saham di harian The New York Times, serta berbagai upaya ekspansi lain.

Slim mengantongi reputasi sebagai seorang pria yang mampu mengubah nasib perusahaan bermasalah menjadi kisah sukses dan selalu mencari peluang bisnis, meski para pesaing menuduhnya melakukan praktik monopoli dalam pasar telekomunikasi.

Keberuntungannya datang pada 1982 dengan privatisasi Telmex oleh pemerintah Meksiko. Telmex saat ini mendominasi telepon kabel dan pasar akses internet di Meksiko.

Dalam dua tahun terakhir, investasi Slim fokus pada Amerika Latin di mana grup perusahaannya tersebar di 18 negara melalui America Movil dan investasi di sektor infrastruktur.

"Bagaimana rasanya menjadi orang terkaya di dunia dan tinggal di negara dengan 50 juta orang miskin?" tanya seorang wartawan suatu kali, seperti dikutip dari laman Earth Times.

Slim tampak terganggu dengan pertanyaan itu. "Saya tidak akan membawa apapun saat saya mati," jawab pria yang hingga kini tetap tinggal di Mexico City tersebut.

"Dari posisi saya sebagai seorang pebisnis, saya selalu merasa memiliki tanggung jawab besar bagi negara saya, dan saya telah bertindak dengan tepat. Tantangan dalam hidup saya adalah untuk memperbaiki kondisi kesehatan, pendidikan, dan menciptakan lapangan kerja," lanjut Slim.

Senin, 22 November 2010

Keterbatasan

KETERBATASAN ITU MULIA

Manusia di lahirkan ke dunia syarat dengan keterbtasan, mulai kita lahir tidak bisa makan sendiri, tidak bisa jalan sendiri dan sebagainya. Tapi dengan pembelajaran semua itu bisa teratasi, dan akhirnya kita bisa melakukan banyak hal. Tentunya dengan kehendak sang khaliq, right! Ternyata kalau kita ungkap lagi lebih dalam mengenai keterbatasan, hal ini merupakan anugerah yang sangat mulia.

Keterbatasan merupakan pengungkit kreatifitas, pendorong semangat untuk bisa, semangat untuk bertindak, membuat manusia tumbuh, meningkatkan daya pikir, dan yang lain boleh anda tambahkan sendiri, haha.. Bagaimana tidak, 2 bersaudara yang menciptakan pesawat terbang pertama di dunia, itu karena keterbatsan manusia yang tidak mempunyai sayap kalau mau terbang, sehingga kreatifitas 2 bersaudara tersebut menembus keterbatasanya dengan menciptakan sebuah pesawat terbang. Pengusaha mainan anak-anak (craft) yang cacat akibat terkena sengatan listrik (mantan karyawan PLN)di jogya, biar pun penuh keterbatasan tetapi ia mampu menciptakan income yang spektakuler ( pernah menembus 650 juta/bln). Dan hebatnya lagi, 99% karyawanya adalah orang cacat. Masih butuh contoh? Baiklah, Sir Richard Bronson dari inggris, membuat peasawat luar angkasa yaitu spaceOne, yang di buat untuk wisata luar angkasa, padahal dia bukan ilmuwan tapi ia menembus keterbatasan dengan bertindak. Pokoknya semua keterbatasan itu membuat manusia semakin tumbuh menjadi lebih baik, gak usa mengangguk, amini saja…hehehe…

Tuhan menciptakan keterbatasan bukan tanpa alasan, akan tetapi manusia yang banyak alasan untuk bisa menmbus keterbatsan tersebut. Dengan keterbatsan, bisa membuat manusia terangkat derajadnya, dengan keterbatasan, kehidupan ini akan tumbuh dan saling membutuhkan untuk mengerakan roda kehidupan dan ekonomi. Andaikan tidak ada keterbatasan, maka hidup ini tidak ada gairah, betul?

Salam fantastic
Anam Indonesia

Jumat, 29 Oktober 2010

Bob Sadino

            Pengusaha Berdinas Celana Pendek

            Pria berpakaian ''dinas'' celana pendek jin dan kemeja lengan pendek
            yang ujung lengannya tidak dijahit, ini adalah salah satu sosok
            entrepreneur sukses yang memulai usahanya benar-benar dari bawah dan
            bukan berasal dari keluarga wirausaha. Pendiri dan pemilik tunggal
            Kem Chicks (supermarket), ini mantan sopir taksi dan karyawan
            Unilever yang kemudian menjadi pengusaha sukses.

            Titik balik yang getir menimpa keluarga Bob Sadino. Bob rindu pulang
            kampung setelah merantau sembilan tahun di Amsterdam, Belanda dan
            Hamburg, Jerman, sejak tahun 1958. Ia membawa pulang istrinya,
            mengajaknya hidup serba kekurangan. Padahal mereka tadinya hidup
            mapan dengan gaji yang cukup besar.

            Sekembalinya di tanah air, Bob bertekad tidak ingin lagi jadi
            karyawan yang diperintah atasan. Karena itu ia harus kerja apa saja
            untuk menghidupi diri sendiri dan istrinya. Ia pernah jadi sopir
            taksi. Mobilnya tabrakan dan hancur. Lantas beralih jadi kuli
            bangunan dengan upah harian Rp 100.

            Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan
            depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah
            muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam
            ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup,
            tentu manusia pun juga bisa.

            Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual
            beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan
            istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena
            mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan
            Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

            Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing
            sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki
            pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi
            feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut
            perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem
            Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan
            celana pendek.

            Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis,
            khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk
            konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin
            kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

            Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan
            demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia
            dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor
            satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap
            peluang.

            Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana
            tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang
            adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak
            orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak
            segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

            Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia
            langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan
            menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan
            kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu
            menjadi trampil dan profesional.
            Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan
            bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang
            melebihi orang lain.

            Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan
            saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih
            simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan
            pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia
            selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

            Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota
            keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama,
            semuanya punya fungsi dan kekuatan.

            Anak Guru

            Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa
            dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di
            Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya
            punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang
            jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia
            ketika Bob berusia 19.

            Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun
            1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang,
            Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar
            sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob
            sendiri sopirnya.

            Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali,
            tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ''Hati saya
            ikut hancur,'' kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas
            bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami
            Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa
            menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ''Sayalah kepala
            keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.''

            Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras
            dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia
            berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha
            perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik
            pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ''warung'' shaslik di
            Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan,
            rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging
            segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

            ''Saya hidup dari fantasi,'' kata Bob menggambarkan keberhasilan
            usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil
            fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ''Di mana
            pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,'' kata Bob.

            Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di
            luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak
            ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang
            macam-macam.

            Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik
            dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama
            istri dan dua anaknya.